Tetap Produktif Selama Pandemi - Cerita Pemanfaatan Teknologi Informasi Saat Pandemi

Saya tidak pernah membayangkan hal ini terjadi. Saya gak boleh keluar rumah, anak saya gak bisa ke sekolah, suami ngantor dari rumah, bahkan saya jadi takut ke pasar. Gimana coba caranya nyetok sayuran???

Biasanya saya memang agak takut ke pasar karena sering merasa terintimidasi bila bertemu dengan ibu-ibu senior. Ibu-ibu senior adalah ibu-ibu yang nawarnya garis keras, yang suka komentar soal pilihan sayur dan ikan pembeli lain, yang gak kenal antri, yang suka penasaran sama kantong belanja yang kita bawa dll. Tapi sekarang saya takut ke pasar karena takut sakit! Takut sama virus yang bahkan gak kelihatan. Iya, kita sedang bicara soal corona virus yang mengubah dunia dalam enam bulan ini.



Panik!

Saya sempat kebingungan waktu di pertengahan Maret 2020 pemerintah mengumumkan kasus pertama covid-19 di Indonesia. Semua sekolah langsung diliburkan, pembelajaran jadi jarak jauh dari rumah, kantor suami memberlakukan work from home, dan berada di kerumunan adalah sesuatu yang berbahaya. Semuanya mendadak, tiba-tiba saja, kita menghadapi semuanya tanpa persiapan. Saya mulai bingung bagaimana menghadapi anak-anak jika mereka bosan di rumah. Saya juga bingung bagaimana caranya belanja. Saya bingung soal masker, hand sanitizer, sabun cuci tangan dan alat kesehatan yang mendadak langka. Semuanya membingungkan. Dan kebingungan ini membuat kepanikan.

Karena saya tau panik bisa menyebabkan saya makin tidak rasional, makin takut, makin tidak produktif maka yang saya lakukan terlebih dahulu adalah menenangkan diri. Cara paling mudah yang saya lakukan saat awal pandemi lalu adalah menghentikan tsunami informasi. Saya bukan tidak mau berusan dengan teknologi informasi. Justru yang saya lakukan adalah memaksimalkan teknologi informasi. Mengembalikan fungsi teknologi informasi ke fungsi sebenarnya. Saya tidak membaca-baca berita covid apalagi berita update kasus, jumlah pasien positif, ODP, PDP, apalagi yang meninggal. Saya hanya membaca dan menonton berita dari para dokter. Saya tau merekalah yang paling kompeten. 


Semua Mulai Memaksimalkan Teknologi Informasi

- Belanja & Jualan Online
Setelah saya mulai tenang, saya juga menemukan fakta bahwa teman-teman saya, kita semua juga mulai tenang. Masa panik itu sudah terlewati. Masyarakat mulai produktif bahkan lebih produktif dan kreatif sebelum masa pandemi. Saya yang awalnya bingung bagaimana caranya belanja bahan makanan akhirnya tidak bingung lagi karena tiba-tiba saja banyak sekali bermunculan "pasar online", ada yang jual palugada, ada yang hanya menjual buah, ada yang hanya jual sayur, jualan frozen food, bahkan salah satu teman saya ada yang hanya jual daging kambing! Ternyata pandemi malah membawa hikmah menghidupkan ekonomi lokal. 



Kita awalnya khawatir kan bagaimana nasib pedagang sayur? Ternyata pedagang sayur kita memaksimalkan teknologi informasi juga. Mereka menyebarkan nomor telponnya agar kita bisa memesan kebutuhan kita padanya dan mereka akan sigap membantu kita. Kita yang awalnya khawatir dengan abang ojek online akhirnya sadar abang ojol adalah pahlawan kita. Mereka mungkin kehilangan orderan mengantarkan pelanggan ke tempat tujuan tapi mereka mulai kebanjiran orderan mengantarkan sayur, buah, frozen food, dll dari penjual ke pelanggan. Di saat keluar rumah adalah hal yang menakutkan dan harus sebisa mungkin dihindari, ternyata di situlah pintu rejeki para pedagang online dibuka.

- Belajar Online
Selain dunia perdapuran dan perdagangan, dunia pendidikan juga mulai berubah, mulai bergerak. Selain ada kelas online dari sekolah formal, kita juga bahkan bisa menemukan ekstra kurikuler online. Ada pelajaran fun cooking, coding untuk anak, kelas menggambar, kelas animasi, bahkan ada kelas bela diri dan futsan online. Keren! Anak saya saat ini juga sedang ikut ekskul online, ia memilih kelas memasak dan kelas pembuatan film pendek. Seru banget kan?


Ekskul Online yang diikuti Si Teteh


Selain anak, orang tua pun bisa belajar online. Saya belajar mengeksekusi resep makanan baru, saya juga belajar menyulam online, saya belajar menjahit online, semuanya saya kerjakan lewat media sosial, youtube, blog dll.

- Ngantor online malah jadi lebih produktif!
Di kasus suami berbeda lagi. Suami merasa sejak work from home (wfh) beliau jadi lebih produktif. Menurutnya ada waktu jeda dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain. Waktu jeda ini jika sedang di kantor jarang ada. Rasanya waktu habis begitu saja. Tapi saat di rumah, ia memiliki waktu jeda ini. Dan waktu jeda ini dimanfaatkan Pak Suami dengan mendengarkan seminar online, ikut pelatihan online bahkan ikut pengajian online bersama ustadz-ustadz terkenal. Produktif sekali. 

- Quality time keluarga
Saya dan suami juga jadi punya lebih banyak quality time berdua. Kami bisa menonton film bahkan drama serial maraton, kami bisa mencoba resep-resep baru di rumah, mendekorasi rumah sambil membuat youtube channel bersama. Lumayan lho kami telah membuat dua puluhan lebih video untuk ditayangkan di youtube channel kami sejak masa pandemi ini.



- Olahraga Online
Agar tetap sehat selama masa #dirumahaja, saya juga mulai olahraga dengan tutor online. Saya mulai mengikuti beberapa akun fitness di sosial media. Ternyata saya gak sendiri banyak sekali selebgram di luar sana memamerkan aksi mereka saat olahraga online ini. Seru ya... 

- Sharing Online lewat Blog
Nah selain belanja online, jualan online, sharing online, belajar online, kajian online dan olahraga online ada satu kegiatan seru yang sangat bermanfaat untuk menghadapi masa pandemi seperti sekarang ini, yaitu NGEBLOG. Menulis di blog. Menulis di blog bisa jadi sarana penyaluran bagi kaum perempuan yang katanya punya 20.000 kata yang harus dikeluarkan setiap harinya. Menulis juga baik untuk terapi, mengurangi kecemasan, stress healing yang rentan sekali kita rasakan di masa-masa diam di rumah saja ini. Menulis di blog juga bisa jadi sarana berbagi pengalaman, berbagi ilmu, berbagi semua hal positif yang kamu ingin bagikan. Blog juga bisa jadi sarana branding lho. Kamu bisa memamerkan keahlianmu di blogmu. Siapa tau dari sinilah kamu bisa bertemu "rezekimu".



Banyak sekali manfaat ngeblog. Buat teman-teman pedagang online punya blog atau website itu penting lho untuk search engine optimization (seo) jadi saat orang-orang mencari produk di mesin pencarian, maka produk jualanmu bisa jadi muncul paling atas. Muncul paling atas di mesin pencarian menaikkan angka pembelian lho. Makanya jangan ragu untuk punya blog atau website.

Kamu bisa mulai dengan blog gratisan seperti blogger.com atau wordpress.com. Tapi kalau kamu ingin punya domain sendiri yang unik kamu bisa lho beli domain. Domain ini ibaratnya alamat rumahmu. Seperti punyaku, alamat rumah onlineku adalah desniutami.com nah kamu juga bisa punya personalize domain seperti ini.

Pertama kamu cek domain yang kamu inginkan apakah tersedia atau tidak. Cara ceknya mudah kamu bisa ke qwords.com di sini juga kamu bisa beli domainnya. di qwords.com juga kamu bisa dapat hosting murah yang gak bikin bangkrut. Hosting ini akan membuat websitemu lebih lancar dan cepat diakses.


Jadi gimana? Ternyata kita bisa diam di rumah saja selama tiga bulan ini. Kita bisa tetap produktif, tetap aktif, tetap kreatif, tetap bahagia, dan tetap sehat di masa pandemi yang mencekam ini. Dengan memaksimalkan teknologi informasi kita bisa melewati semua ini bersama walau diam di rumah saja. 



_________________
Tulisan ini diikut sertakan dalam lomba blog QWORDS
  • Isi penulisan menjadi sepenuhnya tanggung jawab saya

You Might Also Like

6 comments

  1. MasyaAllah...

    Kondisi ini juga bisa memotivasi diriku membuat Blog...😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah iya ya sekarang anna sama anggi udah punya blog.. semangat ngeblognya!

      Delete
  2. jadi drama apa aja yang udah ditonton selama pandemi?

    ReplyDelete
    Replies
    1. ittaewon class, the world of the married, the king eternal monarch, wuaaaah banyak wkwkwkw

      Delete

Terima kasih sudah membaca, silakan tinggalkan komentar di tulisan ini