#SuamiHebat (Kisah Hamil dan Melahirkan)

Suamiku tidak romantis. Eh salah. Suamiku bukan tipikal pria romantis melankolis, dia bukan tipe pria yang menunjukkan rasa sayangnya dengan kata atau semacam gombalan-gombalan. Lagipula rasanya aneh kalau dia mulai menggombal, karena kami selalu tertawa sesudahnya. Geli..


Suamiku secara teori bukanlah tipe idealku (apalagi saya ya.. pasti jauh dari idealnya dia). Tapi kami menikah. Kami memutuskan menikah dan menerima konsekuensi bahwa jika menikahi orang yang dicintai adalah pilihan, maka mencintai orang yang dinikahi adalah kewajiban. Dan kini saya mencintainya. Sangat cinta.


Banyak alasan. Salah satu alasan kenapa saya mencintainya adalah karena insyaAllah dia adalah suami yang hebat untuk saya dan ayah yang hebat untuk anak kami. Saya bersyukur karena ia memilih saya untuk mendampingi hidupnya. Saya bersyukur karena dari semua wanita yang mampir di hidupnya, saya lah yang ia pilih untuk berjalan bersamanya meniti jalan ke surga.

Hamil
Saat tau saya hamil yang paling sering ia lakukan adalah menjaga hati saya. Menjaga mood saya agar saya selalu bahagia, tidak stress. Walau kami paham, ngidam itu menjadi hal urgen untuk dipenuhi saat hamil tapi demi kebahagiaan saya, ia selalu mengabulkan permintaan ngidam saya yang aneh-aneh. Mulai dari kepengen kurma saat belum musimnya, pengen makanan korea (dijabanin ujan-ujan nyetir ke Bandung, ke kedainya tokkipokki), pengen semangka tengah malem dan masih banyak lagi.

Kadang pengaruh hormon begitu kuat hingga saya tak bisa membendung emosi. Saya tiba-tiba menangis, tiba-tiba mual, tiba-tiba marah. Maka saat saya mulai bertingkah "aneh" ia akan mulai bertingkah "ajaib". Mulai dari menyanyikan lagu aransemennya sendiri, menari gangnam style sambil pake peci yang dirotasi 90 derajat sampai tari perut.
mengabulkan permintaan "foto aneh berdua"

Ia juga mencari info tentang kehamilan, memilihkan saya dokter terbaik yang pro lahir normal, pro-IMD, pro-ASI, serta enak diajak diskusi. Ia selalu mengingatkan saya untuk makan yang bergizi demi kesehatan saya dan janin. Ia berjuang hebat untuk menjadi suami siaga.

Melahirkan
Mas Tyo tetap tenang berusaha setenang mungkin saat saya mulai kontraksi di rumah. Ia pilihkan ruang bersalin terbaik untuk saya, ruang perawatan terbaik untuk saya dan Sachie. Ia terus berada di samping saya saat proses persalinan. Ia rela dicakar, rela dijambak, rela saya teriaki saat saya kesakitan.Dia dengan manisnya berkata "Tami, kakak sayang kamu, berjuang ya.."

Ia kurang tidur. Dia kelelahan. Tapi dia masih ikut begadang, ikut bangun saat saya menyusui Sachie, ia menggenggam tangan saya saat saya mengeluhkan sakitnya bekas jahitan. Ia selalu ada, nyaris selalu ada.

Ah saya masih punya banyak cerita tentang betapa manisnya Mas Tyo.. Tunggu saja :D

You Might Also Like

2 comments

  1. aaaaaaaah kak desni :3
    jadi mau nikah juga nih... hehe
    (eh lupa masih kecil)

    ReplyDelete
  2. Romantis bangett:d langgeng terus mbaa :d mudahan bisa kyk mba jg nanti hehe

    ReplyDelete

Terima kasih sudah membaca, silakan tinggalkan komentar di tulisan ini